AKATSUKI IN LOVE!!

Author : Rukia-Shizu 朽木 Kuchiki Acodeva

Part 1-3
Chapter 1: Akatsuki

“sial banget gw, un…” umpat Deidara yang kehujanan. Gara-gara tadi telat pergi ke sanggar seninya, dia jadi harus kehujanan. Untung air. Bukan batu. Kalau batu, bisa-bisa kepala Deidara sudak ungu semua seperti kapas gulali.

Deidara bergidik membayangkannya. Dasar gila. Beginilah ngga enaknya kalo jadi orang yang ekspresif. Jadi semuanya serba parno. --‘’


“un. Mana dingin banget lagi.” umpat Deidara. Tiba-tiba benaknya teringat akan guru keseniannya yang cerewet itu, tadi begitu Deidara datang, dia langsung memberikan Deidara hujan lokal dadakan.

“un, dasar janda bangkotan un.” Umpat Deidara lagi. ia menatap sekelilingnya. Oh tidak T.\\\. Hujan malahan semakin deras.

“kalau gini bisa telat balik kemarkas un…” Deidara menatap kabur kearah jam tangannya. Ya, ketuanya gank Akatsuki itu memang rada nyebelin. Deidara mengakuinya.

“kalo aja gue bisa, gue cabutin pierching tulangnya biar kropos…” gumam Deidara geram pada Pein, pemimpin akatsuki. Tak lama kemudian, sepertinya dewi Fortune sedang memihaknya, mobil hitam itu berhenti didepan Deidara.

“ngapain loe disini, Dei?” tanya orang yang didalam mobil. Deidara menyumpah dalam hati. Udah tau kehujanan masih aja nanya.

“kepanasan un!” kata Deidara. Orang dalam mobil itu mendengus.

“sini masuk.” Katanya pendek.

“terimakasih, Itachi un.” Deidara langsung ngibrit masuk kedalem mobil hitam milik Uchiha itu.

“enak ya jadi lu un… kemana-mana pakenya mobil mercy…” kata Deidara. Itachi tidak memberi respon, matanya sibuk menanggapi lalu-lalang orang-orang ditengah hujan.

-

“KENAPA ELU BERDUA TELAT BAKA!!!????” teriak Pein saat Deidara dan Itachi nyampe dimarkas langsung disambut dengan hujan lokal lagi.

“maaf un, ini gara-gara gw telat masuk sanggar seni gw tercayank un…” kata Deidara lebay.

“hn,…” gumam Itachi merespon.

“sekarang lu bedua duduk dibangku loe!!” kata Pein. Itachi langsung ngeloyor duduk dibangkunya. Dan Deidara juga.

“parah kalian berdua. Emang enak apa dimarahin terus!? Baka na!” kata Hidan. Itachi langsung menatap Hidan.

“lu juga diem.” Kata Itachi. Hidan rasanya ingin marah pada Itachi, tapi ia mengurungkan niatnya karena Dewa Jashin ngga suka orang yang suka marah.

“TOBI ANAK BAEEEKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” tiba-tiba suara terkutuk itu datang. Deidara langsung swt.

“SENPAAAAAAAAAAAAAI!!!!!!!!!!!!” Tobi langsung berlari kearah Deidara dengan slow motion.

“hup.” Deidara menghindar dengan mulus membuat Tobi sukses memberikan ciuman pertamanya pada lantai.

“SENPAI JA’AT! ITACHI-SENPAI! DEIDARA-SENPAI JAAT!!” Tobi langsung lari kearah Itachi. Itachi hanya menatap Tobi dengan tenang.

“kau juga bodoh.” Kata Itachi. Tobi langsung sekut. Kenapa para senpainya ini ngga ada yang ngerti kalo Tobi itu bener-bener anak baek?? Memang tipiis sekali perbedaan antara baik dan goblok.

-

Chapter 2: GIRLS


“Kalau yang ini ngga mau…” kata Inho. Sakura mendengus kesal menghadap sahabatnya itu.

“lalu maunya yang mana!!!?? Ini sudah baju ke 34 tahu!!” kata Sakura. Inho langsung meminta maaf.

“maaf deh Sakura-chan… maaf maaf maaf” entah berapa kali ia mengucapkan begitu.

“iye iye berisik” kata Sakura sadis. Inho tersenyum.

“kalian pada ngapain?” tanya Sasame yang baru masuk.

“bete, nih gara-gara nih anak” kata Sakura ngga berperasaan…. Inho memanyunkan bibirnya.

“katanya sudah dimaafkan” kata Inho. Sakura mengacak poni sahabatnya itu.

“iya iya, kuda setengah babi…” kata Sakura ngga berperasaan seakan menekan tombol ‘on’ pada kemarahan Inho.

“UAPAH!!!!???? KAU BILANG APA!!!?? DASAR DAHI LAPANGAN TEMBAK MELAYANG!!” Kata Inho. Sakura langsung kaget. Sahabatnya ini ngga pernah marah biasanya.

“apa sih ribut amat” Shizune langsung masuk mendengar suara toa.

“Shizune-chan, serem deh Inho kalo marah” kata Sasame, Shizune membulatkan bibirnya.

“Tsunade mana?” tanya Sakura yang lagi menenangkan Inho.

“lagi makan” kata Shizune ngibul. Sasame mendelik .

“makan apaan? Tadi aku liat dia keluar” kata Sasame.

“setannya kali” kata Shizune cuek. Inho langsung ketawa sepuasnya. Sepertinya nih anak udah mulai tenang…

-

Chapter 3: Konoha High School

“ini sekolahannya, un?” tanya Deidara. Sasori membersihkan debu disekelilingnya.

“angker” komen Sasori.

“jangan gitu, gimana-gimana juga, ini bekas desa gw, goblok.” Kata Itachi. Sasori langsung pasang death glare. Itachi menatap Sasori.

“kelilipan ya ngeliatin gue mulu sambil tajem banget gitu? Kasian…” Itachi mengeluarkan sesuatu dari kantungnya lalu menempelkannya pada wajah Sasori.

“Tuh obat mata.” Kata Itachi cuek. Sasori menjulurkan lidahnya.

“mentang-mentang matanya iritasi terus!” umpat Sasori.

“un, ceweknya cantik-cantik un!” kata Deidara.

“sst!! Dewa Jashin ngga suka orang yang—“

BUAAAAGHHH!!!!!! Hidan terkena tonjokan maut dari Kakuzu. Merasa Hidan menganggu konsentrasinya.

“brisik lu, dan! Sono gih lu kalo mo ceramah gaje! Ganggu gw lagi itung duit aja!” kata Kakuzu cuek sambil menghitung uangnya.

“TIDAK! WAJAHKU YANG GANTENG INI!!” teriak Hidan lebay-histeris-norak.

“ganteng apaan. Nenek loe aja bekas babu gw…” gumam Itachi sadis.

“KAKUZU! TEGANYA KAO!” teriak Hidan.

“maaf ya, kau mengganggu ketenangan disini…” kata seorang cewek berambut pirang. Hidan menoleh sadis kearah cewek itu.

“gw lagi emosi nih!!!” Hidan nunjuk pipinya yang nista. Cewek itu terperanjat. Parah banget. Tuh pipi apa bola bekel?

“maaf, tapi yang lain kan tidak nyaman.” Kata cewek itu.

“cih, dewa Jashin ngga suka umatnya diatur sm cewek!” kata Hidan gusar.

“Jashin itu siapa? Saya nggak kenal. Soalnya disekolah ini yang namanya Jashin itu, pak pembersih WC yang rada-rada. Aduh, kau ini anaknya ya? Soalnya sedikit mirip…” kata cewek berambut pink. BLETAR!! Hidan langsung menatap kedua cewek itu dengan death glare.

“APA LU—“

“Hidan, udah deh.” Pein menengahi SOK bijak. Hidan menyumpah dalam hati –yang menurutnya manjur—lalu berpaling kearah Sasori.

“apa…?” kata Sasori galak-cuek-dingin-judes. Hidan langsung manyun lalu berbalik kearah langit (?)

“udah. Sekarang masuk aja sih. Lelet” kata Zetsu. Semua akatsuki menyetujui sarah Zetsu dan segera masuk kedalam aula KHS.

“gede juga yah, un…” komentar Deidara.

“iyalah, desa gw gitu lho…” kata Itachi bangga.

“yaudah masuk aja,” kata Kisame mendorong-doroang anak-anak akatsuki yang lain seperti ayah menggiring anaknya. Lha? Anak kok digiring? Emangnya domba??

“nii san, sedang apa disini?” Sasuke menatap kakaknya. Itachi terdiam…

5 detik…

10 detik…

15 detik…

“KYAA!!!! CACUKEKU!!! APA KHABAR!!??” Itachi langsung nyamber Sasuke yang membuat Sasuke ngga bisa nafas.

“oek… Nii san!! Apaan sih! Malu ah!!” kata Sasuke. Itachi mencueki apa kata outou nya itu.

“Sasuke. Kamu itu gimana sih. Udah 13 tahun ngga ketemu kok malah dingin begitu?” tanya Itachi langsung stay cool.

“huh. Pedofil incest!” kata Sasuke bergumam. Deidara tertawa.

“un!! Pedofil in—“ Deidara langsung diem karena dia merasa didunia lain.

“dimana nih un?” Deidara terlihat berbicara sendiri.

“jahat lu, chi. Parah…” kata Sasori mengomentari. Itachi menutup mata sharingannya.

“biarkan saja,, hn…” Itachi berjalan berlalu dengan dinginnya meninggalkan anak-anak akatsuki lainnya sedang berusaha menyadarkan Deidara.

“Sasu, lu kan punya sharingan. Coba sembuhin” kata Pein, Sasuke menggeleng,

“males gw. Ngapain…” kata Sasuke lalu berlalu dari anak-anak akatsuki. Semua akatsuki-minus Deidara- cengok.

“dasar Uchiha…”

-

“KHS gede banget sih.” Hidan muter-muter KHS kayak orang kampung. (XD) Hidan berlari kearah kiri. Ia hendak mencari ruang guru. Tapi ngga ketemu-ketemu.

BRUK!

“WADAW!” ringis Hidan memegangi pantatnya. Ia mendongak.

“HATI-HATI DONG KALO JAL—“

“Lho!? Kamu kan yang tadi!?” kata cewek itu. Hidan bungkam.

“emang! Trus knapa?” Hidan menjawab ketus lalu berdiri.

“eh iya, lu tau ngga ruang guru dimana?” tanay Hidan. Gadis itu mengangguk.

“sini… orang” gadis itu mengajak Hidan.

“naga gw Hidan tau, cewek!” kata Hidan sewot.

“iya, namaku juga bukan cewek. Namaku Inho tau…” kata gadis itu. Hidan melengos.

“yaudah sekarang anterin gw!!” teriak Hidan. DUK! Tiba-tiba ada sepatu membentur kepala Hidan.

“aww…” Hidan mengelus kepalanya. Ditepi sana, seorang cewek berambut pendek mengacungkan tangannya.
“berisik tau!!” katanya. Inho tertawa pelan. Hidan mencibir.

“cantik-cantik kok galak!” kata Hidan.

“Shizune nii chan sudah dong maafkan saja…” kata Inho. Gadis yang bernama Shizune itu memutar matanya.

“balikin sepatu gw kalo gitu.” Kata Shizune.

“nih!!” Hidan melempar balik. HUP!

“makasih” Shizune memakai kembali sepatunya. Hidan mendnegus kesal.

“ayo katanya mau keruang guru!? Kok lama?” Inho mulai ngga sabar.

“oke oke…”


--TBC-- (To Be Continued)

powered by Google @ copy right 2010 Privacy Policy
Share |